20080607

Kunjungan Sultan Awliya Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS (April-Mei 2001)

The Naqshbandi Eastern World Tour 2001

Dalam rangkaian tour ke dunia timur, pendiri ISCA, Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani QS dan ketua ISCA, Syekh Muhammad Hisyam Kabbani QS memimpin delegasi ISCA mengunjungi beberapa negara yang dimulai pada awal bulan April 2001. Tour ini bertujuan untuk membangkitkan kembali praktik-praktik tradisional Islam, seperti berziarah ke situs-situs Muslim yang penting, berkumpul bersama dalam mengingat Allah SWT dan berdoa untuk masyarakat umum. Sebagai organisasi keagamaan non-profit yang berbasis di Washington DC, ISCA berusaha untuk mempromosikan Islam sebagai agama yang damai, moderat, toleran, dan adil ke seluruh dunia.

Turki dan Uzbekistan (1-17 April 2001) Setelah sukses dengan tour ke Afrika pada awal tahun 2001, ISCA kemudian menggagas acara yang bertajuk “The Naqshbandi Eastern World Tour” dan sebagai tujuan pertama adalah Istanbul di Turki dan Uzbekistan, negri kuno bagi kaum Sufi. Dalam sejarah awal Islam, Uzbekistan menjadi pusat pendidikan dan pusat spiritualitas bagi seluruh dunia Muslim. Uzbekistan juga merupakan asal bagi Imam Bukhari QS, Syah Naqsyband QS dan beberapa Syekh Naqsybandi lainnya.

Masjid Mufti Uzbekistan terkenal dengan koleksi manuskrip-manuskrip asli yang sangat berharga, salah satunya adalah mushaf suci Al-Qur'an Sayyidina Utsman RA. manuskrip tulisan tangan Khwaja Bahauddin Syah Naqsyband QS

Salah satu kegiatan istimewa adalah mengunjungi mushaf suci Al-Qur’an yang pernah dibaca oleh Sayyidina Utsman RA ketika beliau dibunuh oleh para pengkhianat. Mawlana juga melihat manuskrip yang ditulis tangan oleh Syah Bahauddin Naqsyband QS. Kota-kota yang dikunjungi antara lain adalah Tashkent dan Samarqand, yang merupakan tanah para Sahabat, ulama dan Sultan.

Bukhara

Masjid dan Museum Amir Timur sebagai penanda kota Bukhara

Berziarah ke makam Imam Bukhari

Makam Syekh Abdul Khaliq al-Ghujdawani QS di Ghujdawan dekat Bukhara

berdoa di depan makam Syekh Abdul Khaliq al-Ghujdawani QS

Pintu Ka'bah dari abad ke-6 H. Diceritakan bahwa suatu hari Ka'bah mendatangi Syekh Abdul Khaliq al-Ghujdawani QS, lalu tawaf mengelilingi beliau dan meninggalkan pintunya sebagai bukti.

makam Syah Bahauddin Naqsyband QS, Imam Tarekat Naqsybandi.

makam Syekh Arif ar-Riwakri QS di Riwakar, dekat Ghujdawan

ziarah ke makam Khwaja Mahmud al-Injir al-Faghnawi QS di Qilit, dekat Bukhara

Di Bukhara, yang terdapat Masjid dan Museum Timur, Mawlana dan rombongan berziarah ke makam Imam Bukhari, Khwaja Abdul Khaliq al-Ghujdawani QS, Syah Bahauddin Naqsyband QS, Khwaja Ali ar-Ramitani QS, Sayyid Muhammad Baba as-Samasi QS, Sayyid Amir Kulal QS, Khwaja Arif ar-Riwakri QS, Khwaja Mahmud al-Injir al-Faghnawi QS, Masjid Bukhara, dan lembah Farghana yang indah, di mana beliau bertemu dengan salah satu awliya besar, Syekh Abdurrauf al-Yamani QS.

Syekh Abdurrauf al-Yamani QS, seorang wali besar dalam Tarekat Naqsybandi yang mempunyai banyak pengikut di Farghana.

Malaysia (18-26 April 2001) Perjalanan dilanjutkan ke Malaysia, pada tanggal 18 April 2001, bertepatan dengan ulang tahun HM Sultan Azlan Shah, ayah dari Syekh Raja Ashman pada tanggal 19 April 2001. Pada kesempatan itu, Raja memberi 63 penghargaan kepada beberapa tokoh yang memberikan kontribusi istimewa bagi kerajaan, termasuk bintan film, Michele Yeoh yang tinggal di Perak. Mawlana juga mengunjungi makam wali Tok Temong, bertemu dengan deputi PM, Abdullah Badawi dan merayakan ulang tahunnya pada tanggal 21 April 2001 bersama seluruh jemaah.

Bertemu Raja Azlan Shah, ayah dari Syekh Raja Ashman dan keluarganya di Perak.
merayakan ulang tahun Mawlana Syekh Nazim QS pada tanggal 21 April 2001, tanggal kelahiran yang sama dengan Sayyidina Muhammad SAW,

Indonesia (26 April-6 Mei 2001/2-12 Safar 1422) Akhirnya pada tanggal 26 April 2001, rombongan tiba di Jakarta dan bagi Mawlana Syekh Nazim QS, ini merupakan kunjungan pertama kalinya.

Bapak Djohan Effendi menyambut kedatangan Mawlana dan rombongan. Seorang putri kecil menyerahkan setangkai bunga Mawar tanda selamat datang. Mawlana menikmati sambutan berupa mawlid dan setelahnya beliau menyampaikan salam kepada semua yang hadir. bendera Haqqani turut dikibarkan Salat Maghrib di Aula VIP Bandara Soekarno Hatta

Beberapa tokoh bersiap-siap menyambut kedatangan Mawlana Syekh Nazim QS, Syekh Hisyam QS dan delegasi ISCA lainnya. Mereka di antaranya adalah Mensesneg, Bapak Djohan Effendi, K.H. Abdul Halim Tarigan dari Tanah Karo, Prof. Dr. Iyos Subki, kepala Batan, K.H.Q Ahmad Syahid, pengasuh pesantren Al-Falah, Syekh Mustafa Mas’ud al-Haqqani dan para pengurus Yayasan Haqqani Indonesia. Ruang VIP Bandara Soekarno Hatta menjadi penuh sesak, apalagi dengan kehadiran group hadrah yang menyambut kedatangan Mawlana dengan tetabuhan gendang dan membaca mawlid. Begitu pula dengan kalangan pers yang tak ingin melewatkan momen istimewa ini. Dengan rendah hati dan senyum yang hangat, Mawlana memberi salam kepada orang-orang yang menyambutnya dan memberikan sepatah kata untuk mereka. Rombongan kemudian melaksanakan salat Maghrib di aula VIP Bandara.

Para wartawan mewawancarai Mawlana, yang juga merupakan ketua kehormatan ISCA ini. spanduk selamat datang!

Tiba di kediaman Bapak Firdaus, di Jl. Brawijaya, Jakarta.

Sambutan berikutnya adalah ketika rombongan tiba di Brawijaya, di kediaman Bapak Firdaus Wajdi dan Ibu Tini Firdaus. Ibu-ibu dari kelompok pengajian NAMIRA dan group hadrah Amma melantunkan qasidah dan selawat pujian kepada Nabi SAW. Mawlana kemudian memberikan shuhba pendek dan ditutup dengan Salat Isya berjamaah dan Zikir Khatm Khwajagan.

27 April 2001

Pukul 3.30 dinihari, kediaman Bapak Firdaus telah ramai didatangi sekitar 300 jemaah yang ingin mengikuti rangkaian salat malam bersama Syekh. Mereka masing-masing melakukan Salat Wudu dan Salat Tahajud lalu duduk berzikir sambil menunggu kedatangan Syekh. Akhirnya Mawlana datang dan dengan segera semuanya melakukan Salat Najat, Salat Syukur, Salat Tasbih secara berjamaah. Mawlana Syekh Nazim QS bertindak sebagai imam, dan tepat ketika Salat Tasbih selesai, waktu Subuh telah masuk, sehingga azan pun dikumandangkan dan dilakukan Salat Subuh berjamaah. Setelah salat Mawlana memberikan bay’at Tarekat Naqsybandi Haqqani kepada para hadirin.

Mawlana memberikan shuhba bakda Subuh di Brawijaya.

Bakda Subuh di Brawijaya para peserta seminar di Masjid at-Taqwa Berbincang-bincang dengan Ustadz Abdul Kadeer Mawlana Syekh Hisyam QS diwawancarai oleh kru TVRI

Setelah beristirahat, Mawlana Syekh Nazim QS, Syekh Hisyam QS dan rombongan berangkat menuju Masjid At-Taqwa di Jl. Sriwijaya Jakarta, untuk mengisi acara seminar dengan topik Sufisme. Seminar diadakan di aula masjid dan dihadiri oleh banyak orang, termasuk Ustadz Abdul Kadeer, seorang guru dan penulis mengenai ajaran agama Islam. Selesai seminar, Mawlana bergegas menuju masjid yang letaknya tepat di sebelah aula tersebut.

Mawlana Syekh Nazim QS memberikan khotbah Jumat di atas mimbar.

Usai salat Mawlana diantarkan ke dalam kendaraan yang akan membawanya kembali ke Brawijaya, diiringi dengan lantunan selawat. Tiba di Brawijaya, Mawlana Syekh Nazim QS kembali menyampaikan shuhba.

Selawat melepas Mawlana pergi meninggalkan Masjid. shuhba di Brawijaya

28 April 2001

Seperti sebelumnya dinihari, Brawijaya sudah ramai didatangi jemaah, tetapi pada hari ini setelah Salat Tasbih, Mawlana langsung pergi menuju TVRI untuk melakukan siaran langsung program dakwah Islam. Topik yang dibicarakan adalah seputar Sufisme dan acara dipandu oleh Ustadz Wahfiudin. Salat Subuh pun dilakukan di studio dan setelah salat, Mawlana memberikan bay’at kepada kru TVRI. Setelah siaran langsung usai, Mawlana juga melakukan 2 rekaman lainnya dengan topik Sufisme dan Jantungnya Islam.

TVRI yang merupakan stasiun TV dengan jaringan terluas di Indonesia, diharapkan dapat berperan dalam memperkenalkan Sufisme, sebagai bagian dari Islam, yang selama ini bagaikan terlupakan oleh sebagian orang di antara 170 juta Muslim di Indonesia.

Mawlana melakukan Salat Subuh di Studio TVRI dan setelah itu memberikan bay'at kepada kru TVRI.

Siang harinya Mawlana mengunjungi kampus As-Syafiiyah yang dipimpin oleh Dr. Tutty Alawiyah, yang juga ketua BKMT (Badan Kontak Majelis Taklim). Tak kurang dari 10.000 orang dari berbagai usia yang didominasi kaum Ibu menghadiri acara tersebut. Ibu Tutty Alawiyah menyambut Mawlana dengan penuh hormat dan Mawlana pun memberikan shuhba yang membuat hadirin merasa sangat bahagia.

Ibu Dr. Tutty Alawiyyah rela berjalan kaki untuk menyambut Mawlana dan rombongan

Rombongan disambut dengan paduan suara dari murid-murid sekolah As-Syafiiyah Jatiwaringin

Ibu-ibu memenuhi panggung tempat acara dilangsungkan
Mawlana memberikan shuhba dan yang membuat Ibu-ibu senang.

Sore harinya rombongan berangkat ke Pekalongan dengan menyewa satu gerbong kereta Argo Muria.

perjalanan ditempuh dengan Kereta Api.

29 April 2001

Perjalanan ke Pekalongan minimal memakan waktu 6 jam sehingga rombongan tiba pada pukul 1 dinihari dan langsung menuju Hotel Nirwana untuk beristirahat. Walaupun sangat lelah, namun salat malam tetap diadakan di salah satu ruangan di hotel tersebut. Kemudian pagi harinya, rombongan berangkat ke Pesantren at-Taufiqy di Wonopringgo di mana di sana sudah menunggu sekitar 15.000 murid Ki Taufiqurrohman, pemimpin pesantren at-Taufiqy.

Ki Taufiq dan Syekh Mustafa menjemput Mawlana di hotel.

Ki Taufiq memeriksa santri-santrinya.

Sambutan yang luar biasa diberikan para santri terhadap Mawlana. Mereka memukul gendang dan melantunkan qasidah, pujian kepada Nabi SAW. Rombongan dibawa masuk ke dalam kompleks pesantren dan Mawlana Syekh Nazim QS memberikan shuhba yang singkat. Pada kesempatan itu Mawlana Syekh Nazim QS menyetujui penunjukan Mawlana Syekh Hisyam Kabbani QS sebagai Khalifah untuk wilayah Jawa Tengah. Kemudian hadirin mengulangi bay’at mereka dan kali ini dipimpin oleh Syekh Hisyam Kabbani QS.

Sesaat sebelum Mawlana memberikan shuhba
Jemaah kembali mengulangi bay'atnya dan kali ini dengan Syekh Hisyam Kabbani QS, sebagai khalifah yang ditunjuk untuk mereka.

Mereka kemudian melakukan tour keliling pesantren. Para santri berdiri menyambut mereka, dengan pandangan seluruhnya tertuju pada kedua kaki mereka. Akhirnya Mawlana sampai di makam Syekh Abdullah al-Khani QS, salah seorang khalifah dari Syekh Abdul Khalid al-Baghdadi QS yang juga menulis tentang biografi Syah Bahauddin Naqsyband QS dan Syekh-Syekh lainnya. Makam tersebut terletak dalam kompleks pesantren at-Taufiqy.

Ziarah ke makam Syekh Abdullah Khani QS

Mawlana berdoa untuk arwah Syekh Abdullah Khani QS

Setelah Salat Zuhur berjamaah, tuan rumah menyajikan makan siang berupa makanan tradisional Indonesia yang kaya dengan bumbu masaknya. Para santri pun menikmati hidangan yang penuh berkah itu dengan cara makan bersama dalam 1 baki berukuran besar.

makan siang yang nikmat!

Menjelang Ashar rombongan menuju Masjid al-Rahman, di mana terdapat Majelis Dalail Khayrat pimpinan Ki Thohir bin Abdul Fatah. Majelis ini telah berdiri sejak 150 tahun yang lalu dan secara rutin membaca Dalail Khayrat bakda Ashar. Di sini Mawlana Syekh Nazim QS memberikan shuhba tentang keutamaan membaca Dalail Khayrat, suatu kitab berisi kumpulan selawat yang disusun oleh Syekh Sulayman al-Jazuli QS.

Ki Thahir bin Abdul Fatah

Majelis Dalail Khayrat di Pekalongan

Sore harinya Mawlana berkunjung ke Gedung Kanzu Shalawat, kediaman sekaligus Majelis Taklim Habib Luthfi bin Yahya.

Jamuan makan malam di kediaman Habib Luthfi.

30 April 2001

Rombongan kembali ke Jakarta untuk menemui kepala Badan Intelejen Negara (BIN), Bapak Abdullah Makhmud Hendropriyono yang sangat tertarik dengan Tarekat Naqsybandi ini.

1 Mei 2001

Mawlana Syekh Nazim QS dan Syekh Hisyam QS mengunjungi Sekretariat Yayasan Haqqani Indonesia di Jl. Teuku Umar 41, Menteng. Selain makan siang, Mawlana juga diwawancarai oleh kru TV.

makan siang di kediaman Bapak Muchtony, di Teuku Umar.

2 Mei 2001

Pendiri sekaligus Ketua Kehormatan ISCA, Mawlana Syekh Nazim QS dan Ketua ISCA, Mawlana Syekh Hisyam Kabbani QS diterima oleh Presiden RI, Bapak Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Istana Negara. Mawlana Syekh Nazim QS memberikan nasihat khusus untuk Presiden dan kemudian memberikan doa untuk keberhasilan dan kesehatannya. Setelah itu Presiden meminta bay’at ke dalam Tarekat Naqsybandi.

Gus Dur mengambil bay'at Tarekat Naqsybandi dengan Mawlana

Siang itu acara dilanjutkan dengan makan siang dan shuhba di Zawiya Hasbi.

Sore harinya Yayasan Haqqani Indonesia mengadakan gala dinner di Hotel Gran Melia Jakarta dengan mengundang sejumlah tokoh, termasuk Presiden Abdurrahman Wahid dan Mensesneg Djohan Effendi. Tentu saja Mawlana Syekh Nazim QS dan Syekh Hisyam QS serta Syekh Raja Ashman menjadi tamu kehormatan.

Pada kesempatan itu, Mawlana Syekh Nazim QS yang berbicara dalam bahasa Inggris dan diterjemahkan oleh Ustadz Husein Shahab ini menyatakan kekagumannya terhadap rakyat Indonesia, di mana mereka adalah orang-orang yang sangat bersyukur dengan nikmat Allah SWT. Hal itu menurut beliau, terlihat ketika dalam perjalanan ke Bandung—beliau melihat wajah orang-orang yang bahagia, puas walaupun hanya memiliki segenggam nasi untuk makanannya.

Mawlana bersyukur kepada Allah SWT bahwa akhirnya beliau bisa berkunjung ke negri ini, negri yang telah lama ingin dikunjunginya.

Mawlana juga mengatakan bahwa beliau sedih ketika mendengar bahwa akhir-akhir ini banyak kerusuhan dan musibah yang melanda Indonesia dan menurut beliau hal ini pasti berasal dari luar, hal ini bukanlah sifat asli bangsa Indonesia. Dan untuk itu kita harus waspada dengan segala potensi yang dapat mengganggu kestabilan bangsa.

3 Mei 2001

Kamis pagi, setelah melakukan Salat Malam, Subuh dan sarapan di Brawijaya, rombongan berangkat ke Bandung, menuju hotel Grand Preanger. Setelah beristirahat sejenak, rombongan berangkat lagi menuju kediaman K.H.Q. Ahmad Syahid, pengasuh Pondok Pesantrean Al-Qur’an al-Falah. Setelah dijamu makan malam, rombongan dibawa menuju zawiya yang juga merupakan Pesantren Al-Falah di Nagrek. Di sana Mawlana dan rombongan disambut ribuan murid yang menyalakan lilin dan membaca qasidah selamat datang, di dalam zawiyah sendiri sekitar 10.000 santri sudah menunggu kedatangan beliau.

makan malam di kediaman Ki Syahid

para jemaah membawa obor untuk menerangi jalan yang akan dilalui Mawlana

Ki Syahid menuntun Mawlana Syekh Nazim QS menuju zawiyah dan pesantren Al-Falah Suara bedug bertalu-talu mengiringi lantunan selawat selamat datang kepada Mawlana

Acara dibuka dengan lantunan Ayat Suci Al-Qur’an yang dibawakan oleh Quadravox. Kemudian Syekh Syahid memperkenalkan Mawlana kepada hadirin disusul kemudian Mawlana Syekh Nazim QS menyampaikan shuhba yang indah. Acara ditutup dengan Salat Isya berjamaah dan bay’at Tarekat Naqsybandi.

Dekorasi di belakang panggung.

Ki Syahid memperkenalkan Mawlana kepada jemaah.

Lebih dari 10.000 jemaah mendengarkan shuhba Mawlana dan setelah itu mereka pun mengambil bay'at Tarekat Naqsybandi

4 Mei 2001

Hari berikutnya, Mawlana dan rombongan dibawa menuju kompleks Pesantren Daarut Tauhiid di Geger Kalong, Bandung untuk melaksanakan Salat Jumat. Pada kesempatan itu K.H. Abdullah Gymnastiar yang dikenal dengan AA Gym bertindak sebagai Khatib, namun setelah Salat Jumat, Mawlana Syekh Nazim QS memberikan shuhba singkat disusul dengan bay’at Tarekat Naqsybandi. Pada saat itu sekitar 5.000 orang ikut berbay’at. Kemudian AA Gym mengundang Mawlana dan rombongan untuk makan siang di rumahnya yang terletak tak jauh dari Masjid.

Ustadz Wahfiudin memperkenalkan Mawlana Syekh Nazim QS kepada jemaah Jumat di Masjid Daarut Tauhiid Bandung

Mawlana mulai memberikan nasihatnya. Lebih dari 5000 orang mengambil bay'at dengan cara mengangkat tangan mereka.

Selanjutnya Mawlana dan rombongan menyempatkan diri mengunjungi Gunung Tangkuban Perahu, sebuah gunung berapi yang masih aktif di Jawa Barat.

5 Mei 2001

Pagi hari setelah Salat Subuh di hotel, rombongan berangkat menuju Pesantren Suryalaya di Tasikmalaya. Di sana Mawlana Syekh Nazim QS, Syekh Hisyam QS dan rombongan menemui K.H. Shohibul Wafa Tajul Arifin yang lebih dikenal dengan Abah Anom, Mursyid Tarekat Qadiriah wa Naqsybandiyyah. Mawlana Syekh Nazim QS yang berusia 10 tahun lebih muda memasuki kediaman Abah Anom dan mencium tangan beliau.

Mawlana bertemu dengan Abah Anom

Abah Anom
ayah dari Abah Anom, seorang wali besar

Abah Anom berada dalam kondisi yang tidak bisa menggerakkan seluruh bagian tubuhnya, bahkan untuk tersenyum pun beliau sulit sekali, namun Mawlana mengatakan, “Jangan kalian pikir bahwa Tajul Arifin sedang tidur, beliau mengirimkan ke dalam hati saya, apa yang beliau ingin sampaikan kepada kalian.” Beliau lalu melanjutkan bahwa Abah Anom merupakan salah seorang pembawa Cahaya Muhammad SAW. Seluruh ruangan menjadi terharu. Banyak yang menangis karena bahagia. Setelah itu, Abah Anom memberi isyarat bahwa beliau akan berdoa—suatu kejadian yang sangat langka—dan ini menambah suasana menjadi lebih haru, karena untuk pertama kalinya mereka dapat mendengar suara Abah Anom. Beliau adalah seorang Syekh besar, yang muridnya tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga dari Malaysia, Singapura dan lain-lain.

Untuk pertama kalinya, hadirin dapat mendengar kembali suara Abah Anom ketika beliau berdoa di hadapan Mawlana Syekh Nazim QS. berpamitan kembali ke Jakarta

6 Mei 2001

Akhirnya tiba saatnya bagi kami untuk melepas Mawlana pergi, melanjutkan tour beliau bersama rombongan ke Jepang. Puluhan ribu umat Muslim telah jatuh cinta saat berjumpa dengan beliau, pertemuan yang akan selalu dikenang.

Pagi terakhir di Brawijaya

Ratusan orang melepas Mawlana di Brawijaya dan sebagian besar di antara mereka berbay’at ke dalam Tarekat Naqsybandi, termasuk ketua MADYA (Masyarakat Dialog Antar Umat Beragama), Ibu Amanda Suharnoko, dan Mensesneg Bapak Djohan Effendi.

Bapak Djohan Effendi dan Ibu Amanda menerima bay'at.

Lantunan selawat dan maulid yang panjang mengiringi keberangkatan Mawlana Syekh Nazim QS, Syekh Hisyam QS, Syekh Raja Ashman QS dan seluruh rombongan.

Di VIP Lounge bandara, Mawlana beristirahat sejenak sebelum memulai petualangannya yang baru di Tokyo.

Jepang (7-13 Mei 2001) Pada awal kedatangannya Mawlana disambut oleh Syekh Ni’matullah, Syekh Rais Siddiqui dan mahasiswa Indonesia yang kuliah di Jepang. Syekh Ni’matullah yang berusia 75 tahun mengatakan bahwa Syekh Nazim QS adalah Seykh beliau. Beliau pernah berdakwah bersama Syekh Nazim selama 4 tahun, pada pertengahan tahun 70an. Beliau telah bertemu Grandsyekh, Syekh Abdullah QS dan mengenal Syekh Hisyam QS dengan baik. Beliau pun mengatakan bahwa ayah dan kakeknya merupakan pengikut Tarekat Naqsybandi.

Rombongan di Perusahaan SHARP Jepang

Profesor Hassan Ko Nakata meminta bay'at kepada Mawlana

Mawlana Syekh Hisyam berbicara kepada jemaah Indonesia di Jepang

Syekh Ni'matullah mengantarkan keberangkatan Mawlana melanjutkan perjalanannya.

Selama 6 hari di Jepang, rombongan yang didukung oleh perusahaan elektronika Sharp, sempat berkunjung ke pusat perusahaan tersebut. Selain itu rombongan juga mengunjungi Masjid Toda dan memberi bay’at kepada Imamnya; memenuhi beberapa undangan termasuk dari masyarakat Indonesia yang tinggal di sana, mengunjungi Gunung Fuji.

Singapura (14-17 Mei 2001) Tiba di Singapura, Mawlana disambut sekelompok orang yang melantunkan mawlid Nabi SAW. Berikutnya rombongan melakukan tour keliling kota, termasuk mengunjungi Sea World, di mana Mawlana Syekh Nazim QS sangat mengagumi keragaman makhluk ciptaan Allah SWT. Acara kemudian dilanjutkan dengan zikir dan shuhba di kediaman Bapak A.R. Ibrahim (Jibril). Keesokan harinya Mawlana bertemu dengan pejabat pemerintah untuk urusan agama di Singapura, lalu singgah di Masjid Ba’alawi untuk melakukan Salat Zuhur. Di sana Mawlana bertemu dengan Syekh Afifudin al-Jilani, yang merupakan keturunan ke-18 Syekh Abdul Qadir Jilani dan sebagai juru kunci makam beliau di Baghdad. Berikutnya Mawlana berziarah ke makam Habib Noh, seorang wali agung di Singapura dan keesokan harinya Mawlana mengadakan sejumlah acara di kediaman Syekh Zakaria, anggota parlemen Zainal Abidin Rasheed dan terakhir, makan malam, mawlid dan zikir di kediaman Syekh Tahir, dihadiri lebih dari 500 orang. Malam harinya Mawlana dan rombongan bertolak ke Sri Lanka.

Sri Lanka (17-23 Mei 2001) Mawlana mengunjungi negri yang terkenal dengan tehnya dan juga dikenal sebagai tempat turunnya Nabi Adam AS. Di sana Mawlana bertemu dengan beberapa mentri, termasuk Mentri Tenaga Kerja dan Mentri Pertahanan dan Keamanan, serta mengadakan zikir yang dihadiri oleh orang banyak. Mawlana juga berziarah ke Makam Syekh Utsman QS, yang merupakan penguasa spiritual di Sri Lanka.

Mawlana juga sempat bertemu dengan 12 pelajar dari Dar al-Mustafa Hadramaut, Yaman. Mereka semua sangat terkesan dengan Syekh dan akhirnya berbay’at ke dalam Tarekat Naqsybandi. Mawlana juga bertemu dengan Arthur C. Clarke, salah satu penulis novel fiksi sains yang sangat terkenal lewat karyanya A Space Odyssey. Dan di dalam suatu acara interfaith, Mawlana kemudian ditunjuk sebagai Duta Perdamaian oleh Badan Perwakilan PBB di Sri Lanka. Acara dialog antar umat beragama itu juga dihadiri oleh perwakilan dari agama Kristen, Hindu dan Buddha. Berikutnya lagi Mawlana mengunjungi klub Kriket Sri Lanka-Malaysia dan sempat melakukan salat Asar dan Maghrib di lapangan. Kemudian Mawlana bertemu dengan Perdana Mentri Wickremanayake, berkunjung ke daerah Galle yang sangat indah dan mampir di desa Kalumara, di mana 100% penduduknya adalah Muslim dan 80% di antaranya mengikuti Tarekat Naqsybandi. Di Galle, Mawlana berkunjung ke Ibrahimiyya Arabic College, sekolah Islam tertua di Sri Lanka. Mawlana berbicara mengenai pentingnya tasawuf dan pusat belajar Islam tradisional untuk menentang ajaran Wahhabi yang menolak mawlid.

Mawlana Syekh Nazim QS dengan latar pantai Sri Lanka yang indah.

Penulis Novel Sains Fiksi terkenal, Arthur C.Clarke
Berziarah ke makam Syekh Utsman QS, penguasa spiritual di Sri Lanka

masjid dan makam Syekh Utsman QS
Mawlana mengunjungi Ibrahimiyya College, sekolah Islam tertua di Sri Lanka.

Mawlana menunjukkan penghargaan sebagai duta perdamaian yang diberikan oleh Perwakilan PBB di Sri Lanka.

Pakistan (24-30 Mei 2001) Setelah diterima oleh Gubernur Sindh di Karachi, Mawlana bertemu dengan Presiden Muhammad Rafiq Tarar di istana negara. Presiden sangat terkesan dengan usaha tak kenal lelah dari Mawlana dalam menyebarkan ajaran Islam tradisional yang damai dan penuh toleransi. Perjumpaan dengan umat dilakukan ketika Mawlana memberi khotbah Jumat di Masjid Bab al-Islam, Karachi. Setelah itu ratusan orang pun berbay’at ke dalam Tarekat Naqsybandi. Acara lain yang dilakukan adalah: kunjungan ke Universitas Karachi, mengunjungi para pengungsi Afganistan, mengunjungi Masjid Badshasi di Lahore, di mana terdapat turban Nabi SAW dan Sayyidina Ali RA, KW. Mawlana juga mengunjungi istana peninggalan dinasti Moghul di Lahore, mengunjungi Punjab, dan kembali ke Karachi.