Syekh Hisyam Kabbani QS dan Syekh Raja Ashman, Pangeran Kerajaan Perak Malaysia diterima di VIP bandara oleh Mendikbud, Dr. Yahya Muhaimin dan Bapak Firdaus Wajdi, sesepuh Yayasan Haqqani Indonesia.
Ibu-ibu dari Kelompok Pengajian NAMIRA menyambut Mawlana dengan selawat di Kediaman Bapak dan Ibu Firdaus di Jl.Brawijaya, Jakarta. Mawlana kemudian menyampaikan shuhba tentang Spiritualitas adalah Intisari dari Islam.
Ratusan hadirin mengambil bay'at Tarekat Naqsybandi Haqqani
12 Oktober 2000
Rangkaian salat malam diadakan di Zawiya Brawijaya dan Mawlana menyampaikan shuhba tentang tanda-tanda Hari Kiamat.
Sore harinya Mawlid dan Zikir Khatm Khwajagan diadakan di Zawiya Hasbi yang merupakan kediaman Syekh Mustafa Mas'ud Mawlana Syekh Hisyam menyampaikan shuhba tentang Keberkahan dari cinta yang tulus kepada Nabi SAW dan para awliya.
Para hadirin, termasuk Syekh Zakaria dari Singapura dan Syekh Khalid bin Walid dari Amerika menyimak shuhba Mawlana.
13 Oktober 2000
Dinihari sebelum Subuh, Mawlana melakukan siaran langsung program siraman rohani TV Indosiar yang dipandu Ustadz Wahfiudin.
Setelah siaran dilakukan Salat Subuh berjamaah di Studio. Pada kesempatan itu, hadir pula direktur Indosiar, Bapak Nurhadi Purwasaputra.
Sebelum Jumatan Mawlana menikahkan pasangan Samson Nasaruddin (Sonny) dengan Mba Nungki.
Salat Jumat dilakukan di Masjid Istiqlal, masjid terbesar ketiga di dunia. Di sini Mawlana bertemu dengan Imam Masjid Istiqlal Imam Mashu Shrahid
Bakda Salat Jumat dilakukan konferensi pers di Sekretariat Yayasan Haqqani
14 Oktober 2000
Mewakili Mawlana Syekh Nazim Adil al-Haqqani QS, Mawlana Syekh Hisyam Kabbani QS melakukan kunjungan kepada
Dalam kunjungan ini, hadir pula Ibu Amanda Suharnoko, Ketua MADYA (Masyarakat Dialog antar Umat Beragama), Dr. Achamad Mubarok, dosen UIN Syarif Hidayatullah dan UIA As-Syafiiyah, Bapak Firdaus Wajdi dan K.H. Mustafa Mas’ud al-Haqqani.
Syekh berbicara tentang modernitas dan aktivitas Sufisme yang merupakan esens dari Islam. Beliau menyatakan bahwa Tasawwuf yang dikenal sebagai Sufisme berasal dari masa Nabi SAW, ketika Ahl as-Suffa, biasa berkumpul di belakang rumah Nabi SAW. Mereka mempraktikkan kehidupan zuhud, tidak mencari dunia, tetapi mencari kedekatan dengan Nabi SAW dan dengan wasilahnya mencari kedekatan kepada Allah SWT. Mawlana juga berbicara tentang ketulusan, di mana kerja yang dilakukan tanpa ketulusan tidak bernilai di Hadirat Allah SWT. Beliau lalu membuka aspek terpenting dalam ceramahnya, yaitu tentang Cahaya Muhammad SAW dan Hakikat Kedekatan Nabi SAW kepada Allah SWT. Mawlana menekankan pentingnya Sunah dalam membangun sisi spiritual seseorang, karena hanya melalui praktik sunah inilah, para pencari dapat mengembangkan dirinya. Kurang lebih 2000 orang yang hadir terpesona dengan ceramah yang diberikan oleh Mawlana. Sore harinya Mawlana bertolak ke Pekalongan dengan Kereta Argo Muria.
Mawlana disambut oleh ribuan murid di Pekalongan, khususnya santri Pesantren At-Taufiqy yang dipimpin oleh K.H. Taufiqurrohman. Di pesantren ini terdapat 6000 murid laki-laki dan lebih dari 5000 murid wanita. Mereka semua belajar tentang Syariah dan Tasawuf sejak usia dini.
Perwakilan Hindu.
Perwakilan Gereja Katedral.
17 Oktober 2000
Wawancara di TVRI bersama Ustadz Wahfiudin mengenai dakwah Islam di Amerika, pengaruh golongan ekstrim di seluruh dunia dan topik-topik lainnya. Syekh juga melalukan rekaman program untuk lima topik dalam format dakwah 30 menit.
Sore harinya Mawlana menghadiri Konferensi Wanita di Hotel Mulia yang diadakan oleh Kelompok Pengajian NAMIRA dalam rangka ulang tahunnya ke-14. Tampak Mawlana ditemani oleh Syekh Raja Ashman dan Dr. Arief Rahman, kepala sekolah Lab School.
Mawlana dan Dr. Arief Rahman memberikan sambutan.
Mawlana menyampaikan penghargaan kepada Ibu Tini Firdaus, ketua NAMIRA atas kontribusinya dalam dakwah Islam di Indonesia.
Sore harinya Mawlana berkunjung ke kediaman Jendral Polisi Ahmad Hassan di Pondok Labu.
Mawlana memberikan doa bagi kesehatan Bapak Hassan.
18 Oktober 2000
Hari berikutnya Mawlana berkunjung ke Pesantren al-Falah, Cicalengka,
Ki Syahid membuka acara.
19 Oktober 2000
Mawlana melanjutkan perjalanan ke Malaysia.