20080809

Kunjungan Mawlana Syekh Hisyam Kabbani QS 17 (Agustus 2008)

8-14 Agustus 2008 (7-13 Syakban 1429)
8 Agustus 2008 Salat Jumat di Masjid Al-Mughni Jakarta
https://sufilive.com/Where-are-you-oh-followers-of-Muhammad-saw--1164.html
Setelah perjalanan yang melelahkan dari Amerika, akhirnya Mawlana Syekh Hisyam Kabbani QS, Sh. Ali Elsayed dan Sh. Ishaq tiba di Jakarta pada pukul 08.25 WIB. Sebelumnya rombongan sempat transit di Bandara Changi, Singapura antara pukul 01.00 hingga 07.00 WIB. Dari Bandara, Mawlana dan rombongan langsung menuju hotel dan disambut oleh beberapa sesepuh Yayasan Haqqani Indonesia, termasuk: Bapak H. Soenarto, Bapak H.K.P. Malik Tarigan dan Dr. Hadid Subki. Pada kesempatan itu, hadir pula Sh. Abu Tufail dan rombongannya dari Rabbani Sufi Institute of Indonesia. Mawlana sempat memberikan nasihat kepada hadirin mengenai pentingnya memberi makan kepada fakir miskin, khususnya para Agnia (orang-orang yang diberikan kelebihan harta oleh Allah SWT). Di Suriah biasanya para Agnia ini memberikan hingga 1500 orang, sementara di Turki hingga 2000 orang. Mawlana menganjurkan agar kebiasaan ini juga dilaksanakan di Jakarta. Di zawiyah Rabbani dilakukan seminggu sekali, sementara di Yayasan Haqqani 2 kali dalam seminggu. Mawlana mengatakan bahwa kita harus mematuhi apa yang diperintahkan oleh para wali Allah. Mereka melakukan itu karena kecintaan mereka terhadap murid-muridnya. Dan apa yang diperintahkan itu adalah untuk kebaikan murid-muridnya. Bila kita tidak melaksanakan apa yang dikatakan mereka, bisa jadi hal buruk menimpa mereka dan bila terjadi seperti ini pun, para awliya tetap mendoakan murid-muridnya. Itulah kecintaan mereka kepada murid.
Masjid Al-Mughni di Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan. Sebuah Masjid yang berdiri di antara gedung-gedung perkantoran. Masjid ini adalah peninggalan Guru Mughni, seorang ulama Betawi yang termasyhur.
Berikutnya Mawlana dan rombongan berangkat ke Masjid Al-Mughni di Jl. Gatot Subroto 23, Jakarta Selatan. Di sana Mawlana telah disambut ratusan orang, termasuk para pengurus masjid dan yayasan Al-Mughni, para murid dan masyarakat umum yang ingin melaksanakan Salat Jumat di sana.
Mawlana menyampaikan khotbah Jumat
Pada acara Salat Jumat ini, Mawlana Syekh Hisyam QS bertindak sebagai Imam dan Khatib. Beliau menyampaikan khotbah tentang Kecintaan Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Pada awal khotbah, Mawlana juga sempat menyinggung soal keistimewaan bulan Rajab, Syakban dan Ramadan dengan mengutip hadis suci, "Rajabun Syahrullah, wa Sya'banu Syahri wa Ramadhana Syahru ummati." "Rajab adalah Bulan Allah SWT, Syakban Bulanku, dan Ramadan Bulan Umatku." Mawlana mengatakan, "Bila Allah SWT mencintai seseorang, maka Dia akan memuliakan orang itu, meninggikan derajatnya dan mengundangnya ke Hadirat-Nya." Allah SWT mencintai Nabi Muhammad SAW, dan Allah SWT mengundang beliau ke Hadirat-Nya dalam peristiwa Isra' Mi'raj. Bila Allah SWT mencintai seseorang, Dia akan memberi orang itu sesuatu yang tidak pernah dibayangkan oleh semua orang. Dia akan menjadi "Mata" yang digunakan orang itu untuk melihat, Allah SWT akan menjadi "Telinga" yang digunakannya untuk mendengar. Allah SWT akan mencintai seorang hamba bila ia menjalankan gaya hidup Nabi SAW, menegakkan sunahnya dan mengerjakan ibadah nawafil (tambahan). Jika Allah SWT mencintai hamba-Nya, Dia akan memberikan kekuatan untuk melawan musuh-musuhnya. Allah SWT mencintai Islam dan dengan demikian tak ada seorang pun yang dapat menghancurkan Islam karena Allah SWT akan mempertahankannya. Mawlana menganjurkan agar kita mencintai Allah SWT, agar Allah SWT mencintai kita. Jika kita sungguh mencintai Allah SWT, maka kita harus mengikuti Nabi SAW. Allah SWT akan memberikan kemuliaan. Jangan takut kepada siapa pun, tetapi takutlah kepada Allah SWT. Miliki taqwa, miliki kesalehan, ketulusan terhadap Allah SWT. Bergaullah dengan orang-orang yang baik, jangan bergaul dengan orang-orang yang buruk perangainya. Bergaullah dengan orang-orang yang saleh, para ulama, para thayyibiin, para awliya Allah. Jangan bergaul dengan orang-orang munafik dan fasik, yang banyak melakukan kerusakan. Bersamalah dengan Sayyidina Muhammad SAW, jangan bersama setan. Lihatlah bagaimana Sayyidina Ali RA, KW berkata, "Akulah yang pertama dan aku datang dalam Hadirat Ilahi untuk menentang semua orang yang menentang Nabi SAW." Begitu banyak ayat-ayat dalam Al-Qur'an (lebih dari 300 ayat) yang menyebutkan keutamaan Sayyidina Ali RA, KW. Kita tidak bisa menjadi Sahabat Nabi SAW, tetapi kita adalah orang-orang yang mencintai Nabi SAW, kita adalah ahbabul Nabi SAW. Allah SWT menciptakan dunia ini begitu kecil, tak lebih dari sebutir nasi. Dunia ini tak ada artinya. Mawlana lalu menutup khotbahnya dengan himbauan agar Umat Islam bersatu dan tidak tercerai-berai dan tetap berpegang pada Tali Allah SWT.
Sh. Mustafa Mas'ud Haqqani menemui Mawlana setelah Salat Jumat.
Ratusan orang berusaha menggapai Mawlana untuk mendapatkan berkah.
Ramah Tamah dengan Para Pengurus Masjid Al-Mughni Jakarta dan Siswa-Siswi Sekolah Islam Al-Mughni
Selanjutnya Mawlana beramah tamah dengan para pengurus Masjid dan Yayasan dan dihadiri pula oleh murid-murid di sekolah itu. Pada kesempatan itu beberapa murid yang masih duduk di SD membacakan Surat Ar-Rahman secara bersama-sama di luar kepala. Mawlana sangat senang dan bahagia bertemu anak-anak dan guru-guru yang mengajar mereka. Pada kesempatan itu Mawlana menyampaikan sebuah Hadis Nabi SAW, yaitu "Bila anak-anak Adam AS meninggal dunia, maka putuslah segalanya, kecuali 3 hal, yaitu:
  • Sedekah Jariah (walaupun sedikit) akan memberikan pahala terus-menerus, tanpa henti.
  • Ilmu yang bermanfaat, akan terus mendatangkan pahala karena orang-orang dapat mengambil manfaat darinya.
  • Anak yang saleh, yang terus mendoakan orang tuanya."
Mawlana beramah-tamah dengan para pengurus, guru-guru dan murid-murid Sekolah Islam Al-Mughni. Pada kesempatan itu, Mawlana ditemani oleh Bapak Soenarto--Ketua Yayasan Haqqani Indonesia, Prof. Dr. Achmad Mubarok, guru besar UI, UIN dan UI; Syekh Zakaria Omar Bagharib dari Singapura dan Kang Din As-Sufi, praktisi bekam dan pengobatan spiritual. Sementara dari pihak Al-Mughni tampak Ustadz Ahmad Luthfie dan dua orang pengurus lainnya.
para siswi SD berseragam Pramuka menyimak ceramah Mawlana
Mawlana juga menghargai orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya di Sekolah Islam untuk mempelajari ajaran Islam sejak dini. Setelah acara selesai, dalam perjalanan pulang Mawlana dicegat beberapa jemaah yang datang dari Bali dan meminta bay'at kepada beliau.
Beberapa jemaah Rabbani bersiap-siap untuk menyambut Mawlana dengan panji-panji yang semarak.
Mawlana Syekh Hisyam Kabbani QS menyampaikan salam hangat untuk seluruh umat Muslim yang hadir.
Pernikahan Teuku Zulkarnaen Agung dengan Igid
Sore harinya, setelah beristirahat sejenak Mawlana Syekh Hisyam QS memimpin acara pernikahan Teuku Zulkarnaen Agung Tri Hasto dan Amadiasepti Virgida Suryawan. Mawlana mengatakan bahwa nikah dianjurkan kepada semua Muslim baik yang miskin maupun yang kaya dan nikah adalah jalannya Nabi SAW. Acara berlangsung singkat dan setelah selesai Syekh Ali Elsayed melantunkan sebuah qasidah sebagai pujian kepada Nabi SAW.
Teuku Zulkarnaen dan Igid melangsungkan ijab kabul di hadapan Mawlana Syekh Hisyam QS dengan saksi Syekh Ali Elsayed dan Syekh Rizal Tarigan.
Sang Pengantin baru yang tampak masih malu-malu,...selamat kepada kedua mempelai! Seperti kata Mawlana ketika mengakhiri acara, "Mabruk!"

 9 Agustus 2008
Sejak pagi sudah banyak orang yang datang ke hotel untuk bertemu Mawlana. Hal ini menjadi perhatian tersendiri bagi petugas sekuriti hotel. Mereka terus berjaga, namun tidak menghalagi tamu yang ingin menemui Mawlana.
Kang Hadid bersama Ibu Ella, Ibu Utje, Ibu Hagi, Nenni, Ibu Mariyah dll di lift menuju kamar Mawlana.
Salah seorang anggota Healing Team ambruk, tak kuasa menahan rasa cintanya kepada Mawlana
Jemaah dari Jembrana yang dipimpin Sh. Berny dan Ust. Abdus-Sattar yang menempuh perjalanan cukup panjang dengan KA dari Bali.
Suasana di kamar Mawlana
Mawlana memberikan bay'at dan juga doa restu untuk Healing Team yang dipimpin Kang Din As-Sufi dan memberi nama pada mereka menjadi Heavenly Healing Team.
Mawlana sarapan bersama Bapak Soenarto, ketua Yayasan Haqqani Indonesia.
Mawlana bersama Bapak Rizal Tarigan dan Buddy Rakhmadi di lift.

Shuhba dan Makan Siang di Kediaman Bapak Cicip dan Ibu Inge Syarief

Sh. Ali el-Sayed membacakan syair qasidah, sementara Mawlana menundukkan kepalanya dengan posisi tangan sedang berdoa.
Mawlana Syekh Hisyam QS menyampaikan shuhba di depan hadirin.
Setelah memberikan beberapa ta'wiiz kepada Ibu Inge, Mawlana lalu memberikan doa kepada putrinya.
Mawlana bersama keluarga Bapak Cicip dan Ibu Inge Syarief.

Shuhba dan Zikir Khatm Khwajagan di Masjid Baitul Ihsan
Tepat pukul 20.00 WIB Mawlana Syekh Hisyam Kabbani QS dan rombongan tiba di Masjid BI. Sebelumnya sekitar 1000 orang jemaah yang berasal dari berbagai daerah telah melaksanakan Salat Isya berjamaah yang dipimpin oleh Imam Masjid BI dan dibantu Sh. Jamhuri Ramli sebagai pembaca awrad zikir.
Sebelum tiba di Masjid Mawlana menyempatkan diri menandatangani beberapa lukisan bergambar Syekh Hisyam QS dan Syekh Nazim QS.
Mawlana Syekh Hisyam QS memberikan shuhba didampingi oleh Syekh Mustafa, Syekh Zakaria dan Bapak Soenarto.

Mawlana Syekh Hisyam Kabbani QS langsung menempati kursi yang telah disediakan dan ditemani oleh Sh. Mustafa Mas'ud Haqqani, Sh. Zakaria Bagharib dan Bapak Soenarto. Berikut ini adalah catatan yang dipetik dari shuhba Mawlana Syekh Hisyam QS di Masjid BI.

 
Shuhba: Keistimewaan Bulan Syakban, Keistimewaan Masjid Baitul Ihsan, Nasihat Nabi SAW: "La Taghdhab, Jangan Marah!"
Ini adalah malam yang suci, bulan ini adalah bulannya Nabi SAW, sebagaimana sabda beliau, "Rajabun Syahrullah wa Sya'bana Syahri wa Ramadana syahru ummati." "Rajab adalah bulannya Allah SWT, dan Syakban adalah bulanku dan Ramadan adalah bulan umatku." Bulan ini adalah Syakban dan merupakan bulannya Nabi SAW. Sesungguhnya setiap malam dan siang di bulan ini merupakan malam yang suci dan hari yang suci. "Di bulan ini, kami datang padamu ya Sayyidi, ya Rasulallah SAW..." meminta kepada beliau agar kita dibawa ke Hadirat Allah SWT; mengucapkan istighfar atas nama kita; memintakan ampunan bagi kita, karena kita adalah para pendosa. Jangan katakan bahwa kita adalah Syekh, ulama, atau wali... setiap orang adalah pendosa! "Kami datang kepadamu ya Rasulallah SAW!" "Kami memohon kepadamu, kami mengemis kepadamu agar kami bisa bersamamu di dunia dan akhirat." Al-Quran mengatakan bahwa, "Jika mereka menganiaya diri mereka sendiri lalu datang kepadamu agar memohonkan ampunan, tentulah mereka menjumpai bahwa Allah SWT adalah Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang." [QS 4:64]

Ketika seseorang melakukan suatu kesalahan, mereka menangis, air mata keluar dari matanya dan mereka menyesal, memohon ampun. Kita harus menangis. "Ya Rasulallah SAW, kau hadir di sini!" Kita adalah pecundang, kita adalah para pendosa... menangislah! Menangislah, agar Nabi SAW melihat kita, agar Rasulullah SAW memohon ampunan bagi kita. Menangislah! Ini adalah saat pengampunan, dan tak datang setiap saat. "Ampunilah kami, ya Sayyidi, ya Rasulallah SAW, ya Rahmatan lil 'Aalamiin." Grandsyekh Abdullah QS memberi nasihat kepada Syekh Nazim QS bahwa, "Satu tetes air mata dari orang yang sungguh-sungguh memohon ampunan dapat memadamkan api neraka." Maka sesalilah dosa kita. Suatu saat, seorang Badui mendatangi Nabi SAW. Ia adalah orang yang sangat miskin, tidak mempunyai apa-apa; tidak mempunyai rumah, lantainya tanah, atapnya langit dan bantalnya batu. Ia datang kepada Nabi SAW dan berkata, "Ya Rasulallah SAW, berikanlah aku sebuah nasihat." Lihatlah--seseorang yang tidak mempunyai apa-apa datang kepada Rasulullah SAW untuk meminta nasihat. Allahu akbar! Ash-shalaatu was-salaamu 'alayka ya Rasulallah, ya Habiballah, ya Syafi'il Muslimiin!" Hadirkan Rasulullah SAW di dalam diri kita, panggil namanya dan mintalah ampunan.

 
Masjid Baitul Ihsan merupakan salah satu masjid yang mempunyai nuansa rohani yang sangat istimewa.

Masjid ini tidak seperti masjid lainnya. Ada sesuatu yang istimewa di sini. Sebelumnya saya telah mendatangi beberapa masjid, tetapi saya tidak menemui nuansa rohani seperti di sini. Pasti ada sesuatu di sini dan malam ini kita mendapat kabar dari kalbu Mawlana Syekh Nazim QS. Beliau memberitahu saya bahwa dulu banyak orang yang tinggal di sini. Ini adalah makam atau kuburan mereka. Mereka adalah para awliya Allah, yang tinggal di masjid ini. Sejak dulu mereka beribadah, salat dan berzikir secara berjamaah di sini, dan ketika mereka telah meninggal dunia, Allah SWT memberi izin bagi mereka untuk terus beribadah di sini.


Mereka baru saja memberi tahu saya bahwa setiap orang yang melakukan salat sendirian di sini, para awliya Allah menjadi makmum bagi orang itu, sehingga salatnya menjadi salat berjamaah. dan kepada orang yang membangun masjid ini, mereka mengilhami hati mereka untuk menamakan masjid ini "Baitul Ihsan", "Rumah Ihsan", dan apakah ihsan itu? Sebuah hadis mengatakan bahwa Jibril AS mendatangi Nabi SAW dan bertanya tentang Islam, lalu Iman dan Ihsan. Ihsan adalah maqam tertinggi dalam agama Islam. Hanya awliya Allah yang dapat mencapainya. Tidak hanya itu, Mawlana Syekh Nazim QS juga mengatakan bahwa orang-orang yang melakukan ibadah di sini, ketika pulang, keluar dari masjid ini--mereka akan diselimuti dengan keberkahan para awliya Allah tadi. Wahai Muslim, berbahagialah! Kalian adalah al-Haqq! Kalian berada di jalur yang benar. "Katakan kepada mereka, jika kalian sungguh mencintai Allah SWT, ikutilah Muhammad SAW." "Ya Rasulallah SAW, kami ingin mengikutimu, tetapi kami sangat lemah, tolonglah kami." Setiap orang di antara kita berusaha untuk membangung gedung-gedung tinggi, berusaha untuk memperoleh uang yang banyak, berusaha untuk mempunyai banyak mobil, berusaha untuk mendapatkan segala sesuatu yang menyenangkan bagi mereka dan anak-anaknya. Itulah definisi kebahagiaan bagi mereka. Orang Badui tadi, dia tidak mempunyai apa-apa, tetapi dia sangat bahagia. Apa gunanya rumah, apa manfaatnya kekayaan kalian, bila kalian tidak bahagia. Gunakanlah uang kalian untuk mendukung Islam, untuk mendukung umat Muslim, untuk mendukung fakir miskin. Jika kalian menggunakan uang kalian untuk ke disko, mengirim anak kalian ke negri yang kehidupannya menjauhi Islam, semoga Allah SWT melenyapkan uang kalian. Apa gunanya uang kalian bila anak-anak tidak menghormati kalian, bila anak-anak berlaku tidak sopan pada kalian. Padahal Allah SWT mengatakan dalam Al-Qur'an yang suci, "Bahkan kalian jangan mengatakan 'uf' kepada orang tua kalian." Mereka membesarkan kalian, Allah SWT merawat kita, Sayyidina Muhammad SAW merawat kita. Wahai Muslim, jangan katakan "uf" kepada apa pun dan jangan marah. Ini adalah nasihat Rasulullah SAW kepada orang Badui tadi. Orang Badui itu tidak mempunyai apa-apa, dia tidur di tanah, atapnya langit, bantalnya batu. "Jangan marah, la taghdhab!" Nasihat beliau sangat sederhana. Nasihat Nabi SAW kepada Badui itu hanya, "Jangan marah!" Di zaman sekarang ini, anak 1 tahun atau kakek 100 tahun, apakah mereka tidak pernah marah? Atau mereka marah? Satu nasihat dari Nabi SAW untuk seluruh umat adalah, "Jangan marah, la taghdhab!" Anak 1 tahun akan marah bila keinginannya tidak terpenuhi. Jangan marah, sebab kemarahan adalah induk dari semua karakter buruk. Jika kalian marah, kalian kehilangan iman kalian. Setiap orang sangat mudah untuk marah. Padahal umat terbaik adalah umat yang mendoakan agar para pemimpinnya menjadi saleh, dan tidak marah satu sama lain. Sekarang banyak pemimpin yang mudah marah, begitu pula masyarakat. Kita juga sulit untuk menerima nasihat. Seandainya para pemimpin dan rakyatnya tidak marah dan saling mendoakan, tentu negri ini akan damai. Apakah kalian senang bila anak kalian dibunuh? Bila cucu kita dibunuh? Jika seseorang membunuh cucu kalian, apa yang kalian lakukan? Kalian akan marah. Dapatkah kalian bayangkan bagaimana orang-orang mencintai Rasulullah SAW? Apakah kita mencintai Nabi SAW? Apakah kita menangis bila mereka membunuh cucu Nabi SAW? Bagaimana perasaan kita ketika mereka membunuh Sayyidina Hasan AS, Sayyidina Husein AS? Cucu Nabi SAW dibunuh! Sayyidina 'Ali RA, KW, Sayyidina 'Umar RA, Sayyidina Utsman RA dibunuh. Mereka adalah sahabat-sahabat Nabi SAW. Mengapa kita tidak menyadarinya? Bila cucu kita sendiri yang dibunuh, pasti kita menangis. Apa artinya? Berarti kita tidak mencintai Nabi SAW! Siapa yang membunuh Sayyidina Husein AS di Karbala? Yazid, putra Sayyidina Muawiyyah yang masih tergolong sahabat Nabi SAW. Karena apa? Mengapa dia membunuhnya? Karena marah. Dia tidak sadar bahwa itu adalah cucu Nabi SAW. Oleh sebab itu ghadab adalah biang keroknya. Dia adalah induk dari segala keburukan. Bagaimana gempa bumi terjadi? Jika seseorang menjumpai berbagai kesulitan di sekelilingnya, dia akan gemetar, atau menangis atau teriak. Ketika bumi melihat tirani manusia, bumi berdoa, "Ya Rabbi, kami tidak tahan!" Bumi berontak dan mengadu kepada Allah SWT, karena kejahilan manusia. Al-Qur'an mengatakan, "Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunun-gunung. Mereka semua enggan memikul amanat itu, karena khawatir akan mengkhianatinya, dan diembanlah amanat itu oleh manusia, sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh." [QS 33:72] Ya, kita memang bodoh, lalai. Di dalam bumi terdapat jasad para awliya Allah. Mereka bergerak menyaksikan kejahilan di muka bumi. Apakah kalian pernah melihat gempa bumi? [ya] Apakah kalian pernah melihat gempa di surga? [tidak!] Surga gempa ketika Sayyidina Husein AS dibunuh! Surga tidak tahan atas peristiwa itu, surga tidak bisa menerimanya dan surga menjadi musuh bagi pembunuhnya. Apa sebab semua itu? Sebabnya adalah karena marah. Jadi, jangan marah! Nasihat Nabi SAW, "Jangan marah!" Mengapa Allah SWT memberikan wilayat (kewalian) kepada para wali? Karena mereka tidak pernah marah, tidak pernah keberatan, karena mereka selalu menerima apa yang digariskan oleh Allah SWT. Tetapi yang lain? Mereka mempunyai kemarahan dalam hatinya. Jika kita tidak marah, Allah SWT akan mencintai kita. Allah SWT akan membukakan apa yang tidak pernah diberikan kepada orang lain. Semoga Allah SWT memaafkan kita. Zikir Khatm Khwajagan... pada akhir acara Mawlana memberikan bay'at kepada ratusan jemaah yang memenuhi Masjid Baitul Ihsan.

 
Hadirin mengambil bay'at Tarekat Naqsybandi melalui Mawlana Syekh Hisyam Kabbani QS.

10 Agustus 2008 Peresmian AIKIDO di Zawiyah Haqqani Rabbani Cinere
Zawiyah Haqqani Rabbani mengadakan acara ulang tahun dan peresmian dojo AIKIDO Takiotoshi Kobayashi dengan mengundang Mawlana Syekh Hisyam QS. Jauh-jauh hari mereka sudah giat mengadakan latihan di zawiyah dan kegiatan ini terbuka untuk umum, baik laki-laki maupun perempuan.
Setibanya di zawiyah Cinere, Mawlana disambut dengan suka cita. Seorang murid cilik memberikan rangkaian bunga kepada beliau, sementara yang lainnya berbaris mengibarkan bendera selamat datang. Mawlana lalu memasuki zawiyah melalui karpet merah. anak-anak turut menyambut Mawlana. Rabbani Band ikut menyambut dengan menyanyikan lagu Marhaban yaa Mawlana. Zawiyah Rabbani banyak memiliki seniman, baik pelukis maupun musisi dan setiap kali Mawlana datang selalu ada karya-karya terbaru dari mereka. Pasangan artis Shahnaz Haque dan Gilang Ramadhan berkesempatan bertemu dengan Mawlana. Kakak Shahnaz, yaitu Marissa Haque dan suaminya, Ikang Fawzi juga merupakan murid Mawlana sejak lama. Berikutnya Mawlana menempati ruangan untuk memberikan shuhba, didampingi oleh Sh. Abu Tufail, Sh. Zulfikar, Bapak Soenarto dan penerjemah Ibu Shahnaz Haque. Selepas shuhba diadakan demonstrasi AIKIDO oleh para jemaah dan juga peserta dari daerah lainnya. Mawlana bangkit untuk memperagakan permainan tongkatnya. Berikutnya diadakan lelang lukisan-lukisan karya seniman di zawiyah Cinere dan Mawlana sendiri turut mempromosikan pelelangan lukisan tersebut. Suasana gembira dilengkapi dengan tabur permen oleh Mawlana. Mawlana mengatakan bahwa salah satu sunnah setelah zikir adalah membagikan sesuap madu kepada orang-orang yang ikut berzikir, dan bila tidak ada madu, dapat diganti dengan permen atau gula-gula.

Gala Dinner bersama ASIH Foundation
Sore harinya Mawlana menghadiri undangan ASIH Foundation dalam acara gala dinner di Teras Garden Hotel Four Seasons. Acara ini diadakan dalam rangka peresmian Rumah Asih dan Rumi Cafe, suatu wadah yang bergerak di bidang sosial untuk membina anak-anak jalanan, mendukung pendidikan mereka dan memberikan pengobatan gratis. Acara itu dihadiri oleh para pengurus ASIH Foundation, di antaranya Bapak Hendro Marto Wardoyo, Ibu Silmi Karim, Ibu Miranti Abidin, dan Ibu Amania Rai.
Sh. Arief melakukan tarian Whirling Dervish dalam acara Gala Dinner bersama Mawlana Syekh Hisyam Kabbani QS.

Acara dibuka dengan sambutan dari Bapak Hendro Marto Wardoyo yang menjelaskan tentang pendirian Rumah Asih tersebut, dan aktivitas yang telah mereka lakukan. Setelah itu para hadirin menikmati makan malam sambil dihibur dengan penampilan para panari Darwisy. Mawlana Syekh Hisyam QS kemudian diminta untuk memberikan sambutan dan beliau berbicara tentang pentingnya gerakan bagi tubuh kita. Acara dilanjutkan dengan pengumpulan dana melalui lelang 3 buah lukisan yang semuanya bertema Rumi QS. Mawlana bahkan turut mempromosikan bahwa lukisan tersebut bukanlah gambar biasa. Ilustrasi Rumi QS yang selama ini kita kenal merupakan potret nyata dari Mawlana Rumi QS sendiri dan terlalu banyak berkah dari gambar tersebut sehingga di setiap rumah di Turki, orang-orang memasang foto dan gambar tersebut.

Ibu Miranti Abidin menerima sebuah lukisan potret Mawlana Jalaluddin Rumi QS

Promosi Mawlana itu membangkitkan minat peserta untuk mengajukan tawaran sehingga panitia mendapatkan dana yang cukup untuk mendukung program-program sosial mereka. Dan pada kesempatan itu, Bapak Hendro secara simbolis menyerahkan bantuan kepada perwakilan dari seniman jalanan di zawiyah Bulungan.

 
Setelah mendengarkan penjelasan Mawlana tentang pentingnya gerakan bagi tubuh kita, para peserta sangat antusias melakukan hadrah yang menurut Sh. Ali berarti memohon agar kita dibawa ke Hadirat Ilahi melalui bimbingan para Syekh.

Ahmad Dani didaulat untuk membawakan sebuah lagu yang berjudul Ahad atau The One, diiringi group hadrah El-Syamwel Cilandak.

Para hadirin yang sebagian besar baru mengenal Mawlana langsung tertarik untuk mengambil bay'at.

Salah seorang hadirin yang mempunyai masalah dengan penglihatannya lalu meminta doa dari Mawlana. Mawlana membacakan doa yang cukup panjang sambil memegang mata orang tersebut dan kemudian beliau berkata kepada semua yang hadir tentang sebuah doa yang sangat manjur untuk segala hajat. Doa tersebut dikenal dengan doa orang buta yang datang kepada Nabi SAW meminta agar matanya dapat disembuhkan. (Lebih lanjut mengenai doa ini dapat dilihat di blog www.adabnaqsybandi.blogspot.com)

11-12 Agustus 2008 Kunjungan ke Jogjakarta
Untuk pertama kalinya sejak Juli 2005 Mawlana Syekh Hisyam QS berkenan untuk mengadakan kunjungan ke luar Jakarta dan walaupun ada beberapa daerah yang mengundang Mawlana tahun ini, tetapi akhirnya hanya Jogjakarta yang dapat beliau kunjungi. Rombongan berangkat pukul 13.20 WIB dan menjelang Ashar tiba di Jogja dan langsung menuju Hotel Grand Mercure Phoenix, sebuah hotel tua yang mempunyai suasana asri. Mawlana beristirahat sejenak, sementara rombongan yang lain sempat berkeliling Malioboro dan sekitarnya sebelum kembali ke hotel untuk bersiap-siap menghadiri acara Mawlid di Balaikota.
Bapak Soenarto, Pak Malik, Pak Ahmaddin dan Mawlana Syekh Hisyam Kabbani QS di Bandara Soekarno-Hatta.
Sh. Ishaq dan Sh. Ali Elsayed.
Pukul 19.00 WIB rombongan bertolak dari hotel menuju Balaikota dan di sana ratusan orang telah menunggu kedatangan Mawlana, termasuk Wakil Bupati Jogja, Bapak Haryadi dan juga Habib Syech Assegaf dari Solo.
Setelah pertemuan dengan wakil Bupati, Mawlana langsung menuju panggung bersama Habib Syech Assegaf dan tokoh lainnya, termasuk Sh. Mustafa Mas'ud al-Haqqani.
Saat itu group hadrah binaan Habib Syech membawakan beberapa qasidah secara beruntun dan dengan tempo yang cepat dan bersemangat.
Barisan muhibbin kompak mengambil gambar Mawlana dengan Habib Syech.
Satu demi satu qasidah dibawakan, Mawlana dengan tekun menyimak sampai pada satu saat di mana beliau tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya dan kemudian berdiri dengan posisi menyampaikan salam.
As-salaamu'alayka ya Rasulullah SAW.
Mawlana tampak terharu dengan apa yang dirasakannya.
Semuanya lalu ikut berdiri
Ibu-ibu dan remaja putri pun sangat antusias mengikuti acara ini.
Mawlana lalu menyampaikan shuhba dan menceritakan apa yang terjadi ketika beliau tiba-tiba berdiri saat Mawlid. Beliau mengatakan saat itu tiba-tiba ada pancaran sinar yang berasal dari arah sana (Timur), dan itu adalah rohani dari Nabi SAW.
Sh. Mustafa menterjemahkan shuhba Mawlana ke dalam Bahasa Indonesia.
Habib Syekh lalu memimpin doa.
amin!
Setelah rombongan Mawlana berpamitan, group selawat kembali melantunkan syair-syair pujian kepada Nabi SAW
Orang-orang pun mulai mencari buku-buku tentang Mawlana dan Tarekat Naqsybandi.
Keesokan paginya beberapa tamu mengunjungi Malwana, salah satunya adalah seorang Darwis yang melakukan sema atau tarian Darwis berputar untuk menyambut Mawlana.
Mawlana memberikan bay'at dan izin kepada Pak Jamiel dan Bahruddin untuk mengajarkan ajaran Tarekat Naqsybandi, khususnya tentang muraqabah.
Berikutnya, Mawlana mengunjungi Zawiyah Jogjakarta di daerah Meguwoharjo.

Dari Zawiyah, Mawlana menuju RRI Pro 2 FM Jogja untuk memenuhi undangan Komunitas Ashabul Kafi yang mengadakan acara seni dan budaya mengupas tentang tema Cinta. Di sini Mawlana menyampaikan shuhba yang indah tentang Cinta Ilahi dan hal itu mempesona seorang penonton non-Muslim. Akhirnya ia meminta nasihat Mawlana untuk bangsa ini agar menjadi bangsa yang tentram dan damai. Mawlana menjawab singkat dan padat, "La taghdhab! Jangan marah!"


Sh. Ali melantunkan qasidah, mengiringi para Darwis berputar.
Suvenir dari jemaah Jogja: Poster Mawlana Syekh Hisyam QS: "The Rising Sun From The West"
Setelah acara selesai, Mawlana dan rombongan kembali ke hotel untuk beristirahat sejenak dan kemudian pada sore harinya rombongan kembali ke Jakarta. Di Bandara Adi Sucipto, Mawlana sempat berbincang-bincang bersama Kang Din As-Sufi, ketua Heavenly Healing Team.

12 Agustus 2008 Makan malam di Kediaman Bapak Soenarto
https://sufilive.com/Look-at-your-own-ego-hump-before-you-look-at-others-1174.html
Setibanya di Jakarta, Mawlana langsung menuju kediaman Bapak Soenarto di Tomang. Bukannya beristirahat, beliau langsung menyampaikan shuhba yang cukup panjang dan padat.
saatnya makan malam dan ramah-tamah.

13 Agustus 2008
Makan siang di Kediaman Bapak Firdaus Wajdi
Bapak Firdaus Wajdi, salah seorang sesepuh Yayasan Haqqani Indonesia menyambut hangat kedatangan Mawlana di kediamannya di Jalan Brawijaya.
Ibu Tini Firdaus, ketua Namira mengantarkan Mawlana untuk memasuki ruangan.
Mawlana bersama Ajengan Ki Ahmad Syahid, pemimpin Ponpes Al-Falah, Nagrek.
Group Shalawat Namira menyambut Mawlana dengan lantunan qasidah.
Mawlana menyampaikan shuhba yang indah tentang kunci-kunci memahami kandungan ayat suci Al-Qur'an.
The Mirror of Sultan!
Mawlana membacakan doa dan meniupkannya pada air milik para jemaah.
bay'at
Festival Sufi bersama Republik Cinta

Mawlana Syekh Hisyam QS menuntun kedua putra Ahmad Dani
Dewa melantunkan beberapa lagu dengan tema cinta
seorang Darwis mengiringi penampilan Dewa
Potret Mawlana Jalaluddin Rumi QS tampak di layar
Sh. Ali Elsayed tampil membawakan beberapa qasidah dan mengajak para hadirin untuk mulai melakukan hadrah
para penonton mulai melakukan hadrah di tempatnya masing-masing, sementara beberapa Darwis melakukan sema atau tarian Whirling Dervish di panggung
Mawlana pun melakukan hadrah
We love you, ya Muhammad SAW!
Mawlana Syekh Hisyam QS kemudian maju ke bagian depan panggung untuk memberikan shuhba tentang cinta.